Modal Kerja: Pengertian, Tujuan, dan Jenis-Jenis

Daftar Isi
Modal kerja merupakan satu diantara konsep penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Hal ini berkaitan dengan jumlah dana yang dibutuhkan oleh suatu entitas bisnis untuk melangsungkan kegiatan rutin dan menjaga kelancaran aktivitas usahanya.
 
 
Keberadaan modal kerja sangat penting dalam bisnis lantaran perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancar, mempertahankan kelancaran, dan mencegah persoalan likuiditas. Perusahaan perlu memanajemen modal kerjanya dengan baik supaya bisa menjalankan kegiatan bisnis secara optimal.

A. Pengertian Modal Kerja

Berikut ini beberapa pengertian modal kerja menurut para ahli antara lain.
  • Menurut Weston dan Brigham, modal kerja adalah penanaman modal perusahaan berupa aset yang berputar atau perputaran modal kerja. Para pakar ini mendeskripsikan sebagai perbedaan antara aset lancar dan liabilitas lancar.
  • Menurut Howard J. Gitman, modal kerja adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar dari suatu entitas bisnis. Ia juga menjelaskan pentingnya modal kerja dalam kelancaran operasi bisnis.
  • Menurut Pandey, modal kerja adalah suatu penanaman modal dari perusahaan dalam aset lancar yang dibutuhkan untuk melangsungkan kegiatan operasionalnya. Hal ini meliputi aset lainnya seperti kas, piutang, dan persediaan yang diperlukan untuk mendukung penjualan maupun pendapatan.
  • Menurut Rudolf A. Jacobson, modal kerja adalah perbedaan antara aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek suatu perusahaan yang menggambarkan investasi bersih perusahaan dalam aset-aset lancar yang dibutuhkan untuk menjalankan rutinitasnya.
 

B. Tujuan Modal Kerja

Berikut ini beberapa tujuan dari modal kerja antara lain.

1. Mempertahankan Kelancaran Operasional

Satu diantara tujuan penting dari modal kerja ialah memberikan kejelasan bahwa perusahaan memiliki cukup dana dan aset likuid untuk melakukan rutinitas operasional tanpa mengalami gangguan. Hal ini meliputi pembayaran gaji pegawai, pembayaran tagihan, pembelian bahan baku, dan biaya operasional lainnya.

2. Mencegah Kekurangan Dana

Modal kerja yang memadai akan membantu perusahaan terhindari dari kekurangan dana yang bisa mengganggu operasionalnya. Jika tidak ada modal kerja yang cukup, perusahaan akan mengalami kesulitan membayar kreditur, menggaji pegawai, dan membeli persediaan baru.

3. Mempertahankan Keseimbangan Antara Aset dan Kewajiban

Suatu entitas bisnis mesti mengetahui keseimbangan antara aset antara dan kewajibannya, apakah tetap seimbang. Modal kerja yang tepat guna akan terhidar dari kewajiban yang banyak ataupun terlalu sedikit aset likuid. Akibatnya akan mempengaruhi kinerja dari keuangan perusahaan.

4. Menaikkan Tingkat Produktivitas Operasional

Dengan memanajemen model kerja dengan baik, perusahaan dapat menaikkan tingkat produktivitas operasionalnya. Hal ini termasuk pengelolaan persediaan dengan cermat, meningkatkan kinerja siklus penagihan, dan mengatur pembayaran distributor dengan tepat waktu.

5. Memberikan Pendanaan untuk Perkembangan Perusahaan

Modal kerja yang cukup juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung perkembangan perusahaan. Contohnya saja, perusahaan dapat memanfaatkan modal kerja tambahan untul memperluas kegiatan usahanya, melakukan tindakan investasi dalam penelitian dan pengembangan, serta ekspansi pasar.

6. Mengelola Risiko Keuangan

Modal kerja yang tepat guna mampu membantu perusaahan dalam mengelola risiko keuangan. Dengan memiliki cadangan dana yang memadai, perusahaan bisa menanggapi dinamika ekonomi maupun situasi darurat tanpa menghambat operasional.

7. Meningkatkan Kinerja Keuangan

Modal kerja yang dimanajemen dengan baik tentunya akan meningkatkan kinerja keuangan suatu entitas bisnsi. Hal ini meliputi tindakan untuk meningkatkan rasio keuangan seperti rasio utang terhadap ekuitas, rasio lancar, dan lain-lainnya.

8. Mempermudah dalam Pengambilan Keputusan Terkait Investasi

Perusahaan dapat menggunakan modal kerja untuk mengambil keputusan investasi yang cermat. Contohnya saja, perusahaan dengan modal kerja yang kuat dapat memberikannya fleksibilitas untuk mengambil peluang investasi yang mendatangkan keuntungan.
 

C. Jenis-Jenis Modal Kerja

Berikut ini beberapa jenis modal kerja yang perlu diketahui.

1. Modal Kerja Lancar

Modal kerja lancar merupakan selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar dari entitas bisnis. Jenis modal kerja ini termasuk bentuk modal kerja paling lazim dan mencakup aset yang bisa dengan cepat dikonversi menjadi dana tunai dalam waktu singkat, umumnya dalam satu tahun.

2. Modal Kerja Bersih

Modal kerja bersih merupakan selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar. Jenis modal kerja ini termasuk indikator yang bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Bila modal kerja bersih positif, tentunya perusahaan memiliki lebih banyak aset lancar daripadai kewajiban lancar, ini menandakan indikasi yang baik. Adapun, bila modal kerja bersih negatif, perusahaan mungkin memiliki masalah likuiditas yang terkait kelancaran keuangan.

3. Modal Kerja Kotor

Modal kerja kotor merupakan jumlah keseluruhan dari semua aset lancar perusahaan sebelum memperhitungkan kewajiban lancar. Jenis modal kerja ini termasuk indikator yang lebih luas dan meliputi seluruh nilai aset lancar perusahaan dengan tidak mencermati sumber pembiayaannya. Modal kerja kotor memberikan cerminan mengenai sejauh mana perusahaan mengalokasikan dana ke dalam aset lancarnya.

4. Modal Kerja Operasional

Modal kerja operasional merupakan modal kerja yang dibutuhkan untuk melangsungkan operasi inti suatu perusahaan. Hal ini meliputi aset dan liabilitas yang berhubungan langsung dengan produksi, penjualan,, dan penyaluran barang maupun jasa. Modal kerja operasional tentunya dapat berubah-ubah dari industri ke industri dan menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam memanajemen operasi intinya.

5. Modal Kerja Siklus

Modal kerja siklus merupakan periode yang dibutuhkan untuk mengkonversi uang tunai menjadi persediaan, melakukan penjualan yang berhubungan dengan persediaan dan menghimpun uang dari perjualan. Modal kerja siklus kerap kali memerlukan aset layaknya persediaan, piutang, dan utang dagang yang merupakan kewajiban. Perusahaan berupaya untuk memperkecil modal kerja siklusnya dalam rangka menaikkan tingkat efisiensi dan likuiditas.

Demikian penjelasan tentang modal kerja: pengertian, tujuan, dan jenis-jenis. Semoga bermanfaat untuk semua yang membaca postingan ini.

 
Referensi:
 
Mardiyanto, Handono. 2008. Inti Sari Manajemen Keuangan. PT Grasindo. Jakarta.