Wacana: Pengertian, Fungsi, dan Jenis

Daftar Isi
Pengertian, Fungsi, dan Jenis. Wacana merupakan suatu keadaan yang sistematis yang diwujudkan dalam tindakan linguistik maupun lainnya. Wacana bisa juga disebut satu instrumen proposisi yang sama-sama berkaitan untuk memperoleh kondisi suatu kesatuan ataupun rasa keterikatan bagi orang yang mendengar maupun orang yang membaca.
 
Wacana Pengertian Fungsi dan Jenis
 
Wacana diterapkan untuk meliputi bukan hanya perbincangan maupun pembicaraan, akan tetapi pembahasan berupa pembicaraan di hadapan publik, tulisan, dan juga berbagai upaya umum, layaknya laporan ilmiah, fragmen sandiwara ataupun drama. Wacana meliputi empat orientasi pemanfaatan bahasa yakni ekspresi diri, eksposisi, sastra, dan persuasi.
 

A.    Pengertian Wacana

Berikut ini pengertian wacana menurut para ahli antara lain.
  • Menurut Harimurti Kridalaksana, wacana adalah unit bahasa paling lengkap dan dalam tingkatan yang berhubungan dengan tata bahasa menempati jenjang tertinggi ataupun terbesar.
  • Menurut Fatimah Djajasudarma, wacana adalah serangkaian kalimat yang berhubungan, mengaitkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, menciptakan satu integritas, proposisi selaku isi sketsa dalam bentuk konsep yang masih substansial yang akan mendatangkan keterangan pernyataan berupa kalimat ataupun wacana.
  • Menurut Hasan Alwi, Soenjono Dardjowijoyo, Hans Lapoliwa, dan Anton M.Moeliono. Wacana adalah susunan kalimat yang berhubungan selanjutnya berakibat terciptalah arti yang selaras di antara berbagai kalimat itu. Jadi dalam hal ini, sebuah susunan kalimat tidak bisa dikatakan wacana bila tidak terdapat keselarasan arti. Sedangkan susunan kalimat menghasilkan wacana lantaran dari susunan itu sendiri tercipta arti yang selaras.
  • Menurut Sumarlam, wacana adalah unit bahasa paling lengkap yang diinterpretasikan dengan cara perkataan lisan layaknya ceramah, khotbah, pidato, dan diskusi maupun dengan cara tertulis layaknya surat, cerita pendek, novel, buku, dan naskah tertulis, yang ditinjau dari format lahirnya berupa aspek bentuk yang memiliki sifat kohesif, sama-sama berhubungan dan dari format batinnya dari aspek arti yang memiliki sifat terkonsolidasi, sistematis.
 

B.    Fungsi Wacana

Berikut ini fungsi wacana antara lain.
  • Mendeskripsikan atau menerangkan teks sedemikiannya agar supaya masing-masing individu tidak sulit mengucapkan sesuatu yang memiliki manfaat berkaitan dengan teks itu sendiri entah itu secara perseorangan dan juga kelompok. Terdapat pandangan menjelaskan bila seorang individu menerangkan ataupun mendeskripsikan teks, orang tersebut ingin dengan sederhana membandingkan teks atau komponen teks itu sendiri. Dengan menjalankan pernyataan berupa penjelasan atas teks orang itu ingin menunjukkan kesesuaian dan perbedaan suatu teks akan dengan sederhana memperlihatkan secara cermat dan jelas sudut pandang yang membuatnya jadi karakter khas dan isi teks itu sendiri.
  • Berupaya memperoleh suatu teori. Seorang individu yang mengembangkan suatu teori mesti mencermati wacana yang dibaca agar supaya melahirkan suatu teori. Teori baru itu diaplikasikan sebagai pedoman umum pengkajian wacana.
 

C.    Jenis Wacana

Berikut ini beberapa jenis wacana antara lain.

1.    Wacana Berdasarkan Media

Wacana menurut media dibedakan menjadi dua, antara lain.
  • Wacana Tulis. Wacana tulis adalah komunikasi verbal yang dikemukakan secara tertulis melalui perangkat berupa media cetak. Dalam menerima, mencermati, memahami dan mendalami wacana ini seorang individu mesti membacanya. Wacana tulis bisa dijumpai di surat kabar layaknya koran, majalah, buku ataupun papan iklan. Wacana tulis bisa dalam bentuk advertensi, cerita pendek, cerita, karangan, esai, berita maupun keterengan berupa informasi mengenai sesuatu.
  • Wacana Lisan. Wacana lisan adalah wacana yang dikemukakan dengan verbal atau melalui perkataan langsung. Dalam menerima, mencermati, memahami dan mendalami wacan ini seorang individu mesti mendengarkan wacana. Wacan lisan bisa dijumpai dalam perkataan langsung, siaran di radio, tayangan televisi, maupun rekaman kaset. Wacana lisan bisa berupa, pidato, perbincangan, ceramah, film, diskusi drama yang dipertunjukkan, dan tanya jawab berupa wawancara.

2.    Wacana Berdasarkan Langsung Tidaknya Pengungkapan

Wacana berdasarkan langsung tidaknya pengungkapan, terbagi menjadi dua antara lain.
  • Wacana langsung. Wacana langsung adalah fragmen wacana yang mengutip secara serta merta sebuah wacana dan dipisahkan oleh penekanan berupa intonasi dan tanda baca.
  • Wacana tidak langsung. Wacana tidak langsung adalah pemaparan kembali tanpa mengutip berbagai kata yang digunakan oleh orang yang berbicara dengan memakai struktur kalimat atau berbagai kata yang ditentukan.wacana tidak langsung pun bisa dijumpai dalam lingkup kalimat tidak langsung.
 

3.    Wacana Berdasarkan Jumlah Penutur

Wacana menurut jumlah penutur, terbagi menjadi dua antara lain.
  • Wacana Monolog. Wacana monolog adalah wacana yang memiliki karakteristik satu arah. Wacana monolog bisa didapatkan entah itu dengan cara verbal ataupun tulisan. Secara verbal, wacana ini bisa berupa ceramah. Dalam lingkup ceramah, kontak komunikasi berlangsung secara satu arah. Orang yang mendengarnya tidak boleh menyikapi ceramah itu secara serta merta. Secara tertulis, wacana ini bisa dalam bentuk karangan artikel maupun buku pelajaran.
  • Wacana Dialog. Wacana dialog adalah wacana yang memiliki karakteristik dua arah. Wacana ini bisa dikenali dengan mudah dalam perbincangan. Dalam lingkup perbincangan, dialog muncul secara dua arah antara orang yang berbicara dan pasangan berbicara. Orang yang berbicara dan pasangan berbicara sama-sama bertukar keterangan berupa informasi secara berkesinambungan. Suatu perbincangan tidak membuatnya jadi wacana dialog bila satu diantara peserta tidak mengutarakan apapun.

4.    Wacana Berdasarkan Cara Penuturan atau Pembeberan Wacana

Wacana menurut cara penuturan atau pembeberan wacana, terbagi menjadi dua antara lain.
  • Wacana Pembeberan. Wacana pembeberan adalah wacana yang tidak memprioritaskan periode waktu dan pembicara. Wacana demikian memiliki tujuan pada fundamental perbincangan dan berbagai aspek yang terikat secara sistematis. Wacana pembeberan bisa diamati dari informasi berupa berita dan informasi di siaran televisi, radia maupun di media cetak. Wacana ini pun bisa dijumpai dalam paragraf eksposisi. Dengan demikian, wacana pembeberan bisa dalam bentuk wacana tulis maupun wacana lisan.
  • Wacana Penuturan. Wacana penuturan adalah wacana yang mengutamakan rangkaian waktu diucapkannya wacana oleh individu pertama atau ketiga dalam periode waktu yang ditentukan, wacana ini tertuju pada karakter dan segenap aspek yang terikat dalam rangkaian kronologi. Wacana penuturan bisa dalam bentuk cerita seorang individu mengenai kejadian, paragraf narasi, peristiwa maupun pengalaman personal. Wacana demikian pun bisa dikemukakan dengan cara tertulis maupun lisan.

5.    Wacana Berdasarkan Sifat

Menurut sifatnya wacana dapay terbagi menjadi dua antara lain.
  • Wacana Fiksi. Puisi tergolong satu diantara wacana fiksi. Puisi diklasifikasikan menjadi puisi lama dan puisi baru. Puisi lama dengan puisi baru memiliki perbedaan. Puisi baru mempunyai format yang lebih independen atau bebas dibandingkan puisi lama. Selain itu yang termasuk wacana fiksi yakni cerpen, novel, dan drama.
  • Wacana Nonfiksi. Wacana nonfiksi adalah wacana yang dibentuk menurut keterangan fakta. Contoh wacana nonfiksi yakni laporan observasi, artikel, dan makalah.

6.    Wacana Berdasarkan Bentuknya

Wacana menurut bentuknya terbagi menjadi lima antara lain.
  • Narasi. Narasi adalah tulisan dalam bentuk rentetan kejadian yang muncul dalam satu integritas waktu. Jenis format narasi ialah cerita pendek, novel, biografi, autobiografi, cerita perjalanan, cerita sejarah, maupun karya prosa. Orientasi dari narasi yakni menyampaikan kejadian yang sudah terjadi. Kejadian itu sendiri dalam bentuk peristiwa menyenangkan dan menyedihkan, layaknya bencana, rekreasi, pertempuran, ataupun ulang tahun. Tulisan narasi pun bisa memuat imajinasi penulisnya.
  • Deskripsi. Deskripsi adalah tulisan yang menggambarkan sesuata searah kondisi sebenarnya agar supaya seorang yang membaca bisa melihat, mendengarkan, menikmati perspektif yang digambarkan. Tujuan dari deskripsi ialah memaparkan sesuatu searah dengan yang diamati pengarang. Entitas objek yang dideskripsikan suatu perspektif yang bisa dicermati.
  • Eksposisi. Eksposisi dikenal pula dengan paparan. Eksposisi adalah tulisan yang menjelaskan fundamental pikiran yang bisa mengembangkan wawasan. Dalam lingkup tulisan eksposisi, orang yang menulis berupaya memaparkan konsep berupa ide ataupun gagasannya. Eksposisi memiliki tujuan menerangkan keterangan dalam bentuk informasi kepada orang yang membacanya.
  • Argumentasi. Argumentasi adalah tulisan yang memberikan dalih yang kuat untuk menampik suatu opini ataupun gagasan. Argumentasi tentunya berisi argumen. Argumen berbentuk fakta dan dalih. Fakta dan dalih bisa menguatkan dalam meyakinkan orang lain. Fakta bisa berbentuk bukti, hasil observasi, arsip penting, gambar ataupun data statistik.
  • Persuasi. Persuasi dikenal juga sebagai imbauan. Persuasi adalah tulisan yang memuat anjuran ataupun imbauan supaya orang yang membaca berkenan menerima dan mengikuti opini penulis. Tujuan dari persuasi untuk memberikan pengaruh pada orang yang membaca supaya mengindahkan kemauan penulis. Tulisan persuasi diaplikasikan untuk advertensi, ahli dakwah, maupun ahli kampanye. 

 
Demikian penjelasan wacana: pengertian, fungsi, dan jenis. Semoga bermanfaat untuk semua yang membaca postingan ini.
 
 
Referensi:
 
Artati, Y. Budi. 2018. Kupas Tuntas Paragraf dan Wacana. Penerbit Pakar Karya. Bandung.