Cara Budidaya Kakao yang Baik
Daftar Isi
Tanaman kakao awal ditemukan di daerah Benua Amerika dan tidak termasuk tanaman asli Indonesia yang memiliki iklim tropis. Tanaman ini mulai masuk ke kawasan Indonesia kira-kira tahun 1560 dibawa oleh bangsa Spanyol dari daerah Sulawesi, kemudian tersebar ke daerah Minahasa. Proses menanam kakao dimulai pada saat budidaya kopi telah diupayakan sebagai pengembangan tanaman pemerintah.
Terdapat sejumlah manfaat dari kakao diantaranya biji kakao yang merupakan bahan pangan tentunya dapat diproses menjadi bubuk, permen, makanan ringan dan lain sebagainya. Semantara itu, lemak kakao bisa dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik.
Dengan terdapat manfaat yang relatif banyak dari tanaman kakao, tanaman ini mesti dibudidayakan dan dikembangkan. Pembenahan teknik budidaya merupakan satu diantara modal yang begitu relevan untuk program ekspansi bidang ini. Berikut ini sejumlah cara budidaya kakao yang baik antara lain.
A. Pembibitan
Bibit tanaman kakao yang didapat dari biji mesti dilepaskan dari pulp yang menempel. Membersihkan pulp yang melekat pada biji dengan upaya mengusap biji berpadu dengan abu dapur. Teknik lain dengan menaruh biji di dalam air kapur kira-kira 25 gram per liter air selama 20 menit lalu diusap dengan tangan, pulp akan begitu mudah untuk terlepas. Biji yang sudah terlepas dan pulp diolesi dithane M-45 ketika belum dikecambahkan supaya terhindar dari serbuan jamur atau dapat pula dikeringkan 2 sampai 3 jam. Biji akan ditumbuhkan dengan cara dikecambahkan lalu ditanam selanjutnya diberi batas pemisah tanah dengan menggunakan pasir pada ketebalan 20 cm, lebar batas pemisah tanah 1,5 m dan panjang kira-kira 15 m dan interval jarak antar batas pemisah tanah 50 cm. Dalam menekan kadar pancaran sinar matahari secara langsung, batas pemisah tanah dibentuk dari arah utara ke selatan. Tempat lindungan dibuat dengan ketinggian 1,5 m dibagian Timur dan dibagian barat 2 m tentunya dibuat dari tangkai daun kelapa sawit, kelapa maupun alang-alang. Biji kakao tertanam lurus ke atas dengan bibit dasar pada sisi bawah. Jarak dari permukaan sampai ke dasar pada proses menanam kakao 1 per 3 bagian, ditanam dengan jarak 3 x 5 cm.B. Pembersihan Lahan
Membersihkan tanah bisa dikerjakan dengan berbagai cara yakni secara otomatis menurut kerja mesin yang mengandalkan keadaan tanah dalam perihal pola struktur, kesuburan maupun topografinya. Lazimnya, sebelum proses menanam tanaman kakao lebih dulu dikerjakan pemancangan untuk lintasan tanaman pelindung yang bersifat tidak permanen, pelindung permanen, dan untuk tanaman kakao.C. Persiapan Lahan
Proses membersihkan lahan disudahi dengan langkah pengelolaan tanah, yang umumnya dikerjakan dengan cara otomatis menggunakan mesin pada bidang tanah yang relatif luas. Untuk menjaga dan melindungi struktur permukaan tanah dan mengintensifkan kesuburan tanah, proses membersihkan bidang tanah yang kerap kali dikenal sebagai cover crops dengan klasifikasi tanaman kacang-kacangan.D. Penanaman
Dua minggu ketika belum ditanam, siapkan lubang tanam dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm atau 60 x 60 x 60 cm. lubang terisi dengan kompos ataupun materi hijauan yang ada lalu diselubungi dengan tanah. Cara penanamannya ialah menempatkan polybag ke dalam lubang tanam, lalu polybag tersebut diiris dengan pisau dari bagian bawah ke arah atas. Polybag yang telah diiris selanjutnya disisihkan atau diambil, lalu lubang ditutup lagi dengan tanah. Proses memadatkan dengan perantaraan kaki dan disekeliling batang, bidang atas tanahnya mesti lebih tinggi, supaya tidak muncul genangan air yang berdampak pembusukan batang hendaknya biji benih diberi tempat naungan sementara dengan membenamkan pelepah kelapa sawait ataupun daun kelapa di sisi timur dan sisi barat.C. Interval Jarak Tanam
Dilihat dari aspek produksi tanaman kakao, interval jarak tanam dengan ukuran 3 x 3 m, 4 x 2 m atau 3,5 x 2,5 m jaraknya sama. Penentuan interval jarak tanam yang maksimal tergantung dengan materi tanam, ukuran pohon, klasifikasi tanah dan iklim daerah yang akan ditanami.Pohon pelindung yang bersifat permanen, lazimnya ditanam dengan interval jarak 2 kali interval jarak tanam pada tanaman kakao, sebab fungsi satu pohon pelindung memiliki peranan untuk 4 pohon di dalam tahap proses menanamnya.
D. Panen
Proses panen kakao merupakan mengambil dengan cara memetik buah kakao yang telah matang di pohon, lalu mengoyak buah dan mengambil berbagai biji kakao yang sudah basah. Pertumbuhan buah membutuhkan periode waktu kira-kira 5 bulan. Karakteristik buah kakao yang telah matang yakni terdapatnya transformasi corak warna pada kulit buah dan biji yang terlepas dari kulit dalam. Corak warna buah kakao yang permukaan kulitnya hijau, bila sudah matang sepanjang jalinan kulit akan mengalami perubahan yang membuatnya jadi kuning. Sedangkan, buah kakao yang permukaan kulitnya merah tua, merah muda, dan kuning kemerah-merahan, bila telah matang corak warna pada permukaan kulit buah kakao menjadi kuning. Buah ini yang telah matang ujungnya relatif tidak basah berakibat pada biji-bijinya didalamnya relatif tidak rapat dari permukaan kulit buah dan akan menimbulkan ceruk biji. Bila buah kakao diguncang akan menghasilkan bunyi. Mekanisme kemasakan buah ini dari ketika penyerbukan di kawasan dataran tinggi layaknya pegunungan dalam jangka waktu kira-kira 8 bulan. Dalam periode musim dingin buah kakao akan matang secara tidak cepat.Demikian penjelasan cara budidaya kakao yang baik. Semoga bermanfaat untuk semua yang membaca postingan ini.
Referensi:
Hartono, Ary., Suriansyah., Massinai, Rustan. 2003. Budidaya Tanaman Kakao. Departemen Pertanian Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah. Palangkaraya.
Sugiharti, Endang. 2016. Budidaya Kakao. Penerbit Nuansa Cendekia. Bandung.